Kartu Kredit Mengamankan Transaksi Penjualan

kartu kredit mengamankan asset toko
Kartu kredit secara tidak langsung mengamankan asset perusahaan atau asset toko.
Manfaat kartu kredit berikutnya buat kalangan pengusaha adalah mengenai keamanan asset perusahaan itu sendiri. Inilah manfaat yang paling besar dan paling nyata yang membuat semua pemilik bisnis, pemilik toko, owner perusahaan atau pengusaha lebih memilih menerima transaksi kartu kredit dibandingkan tunai. Apa maksudnya mengamankan asset atau nilai transaksi penjualan yang ada? Berikut ini akan kami jelaskan supaya Anda yang sedang berpikir untuk menerima pembayaran kartu kredit bisa terbuka wawasannya.

Kartu Kredit Mengamankan Transaksi Dagang

Biar jelas, langsung kita ilustrasikan 2 toko atau 2 minimarket di mana yang satunya menerima pembayaran kartu kredit dan satunya lagi hanya menerima uang tunai. Kira-kira seperti apakah jalur transaksi keuangan yang bakal terjadi? Yang mana lebih aman dan efisien? Anda putuskan sendiri nanti.

Toko Tidak Menerima Kartu Kredit

Jika sebuah minimarket hanya menerima pembayaran tunai maka arus kasnya kurang lebih seperti ini:
  1. Pembeli
  2. Kasir
  3. Bendahara/kasir shift terakhir
  4. Staf akunting perusahaan
  5. Kurir setor ke bank
  6. Teller bank
  7. Rekening pengusaha (minimarket owner)

Minimal ada 5x putaran atau perpindahan uang hingga hasil penjualan benar-benar masuk ke rekening si pengusaha (bos). Sejak uang keluar dari dompet pembeli maka berpindah ke kasir, bendahara, staf akunting, kurir, teller bank dan terakhir baru rekening si pengusaha. Apakah kita bisa yakin bahwa tangan-tangan tersebut aman, jujur, tidak bakalan bermasalah dan bisa diandalkan? Teller bank yang terlihat ayu jelita pun banyak yang bermasalah dan berkasus. Sudah banyak berita tentang petugas teller yang pada awalnya baik-baik, sopan bekerja namun akhirnya memakan duit nasabah karena dipengaruhi pacar atau suaminya yang jahat. Belum laga kasus orang kantor sendiri yang membobol duit perusahaan, dsb. Jika tangan-tangan tersebut ada yang melenceng atau korupsi maka uang hasil penjualan melayang sia-sia. Sampai di sini bisa dipahami?

Karena itu kita tidak boleh tertawa dulu ketika melihat toko kita ramai atau lagi banyak pembeli. Apakah hasil penjualan benar-benar selamat sampai ke rekening kita? Itu yang harus kita pikirkan. Jangan sampai malah orang dalam yang membobol kas perusahaan atau ketika uang disetor ke bank, sang kurir bekerja sama dengan penjahat menggondolnya dalam sebuah aksi kriminalitas yang sudah diskenariokan sedemikian rupa. Bukankah kejadian ini sering terjadi dan ramai diberitakan di koran karena mata jelalatan melihat ijonya uang kontan?

Makin panjang jalur perputaran uang makin berisiko uang atau asset perusahaan kita.

Toko Menerima Kartu Kredit

Sekarang perhatikan jika menerima pembayaran kartu kredit:
  1. Pembeli
  2. Bank
  3. Rekening pengusaha (minimarket owner)

Tidak ada seorang pun yang akan memegang uang hasil penjualan karena dalam bentuk digital. Boleh dibilang sangatlah aman. Hanya butuh satu kali putaran yakni melewati bank dan itu pun tidak bersentuhan dengan tangan teller secara fisik. Begitu kartu kredit digesek lewat mesin EDC maka secara otomatis berpindah ke rekening pengusaha. Memang kadang butuh proses sehari atau dua hari kerja namun aman karena tidak melewati orang lain. Bagaimana sekarang?

Jika toko atau perusahaan kita menerima transaksi dengan kartu (debit/kredit) kita boleh bangga dan tersenyum. Karena dipastikan uang itu akan secara langsung masuk ke rekening kita. Ini merupakan sebuah sudut pandang konsep bisnis yang brilian dan tak heran di negara-negara maju banyak toko yang mau menerima pembayaran dengan kartu kredit.

Sponsored links:
Share on Google Plus

Sekilas Kartu Kredit Mengamankan Transaksi Penjualan

Mafiakartukredit.com memberikan informasi, edukasi dan hiburan seputar produk perbankan, dunia bisnis dan ekonomi, khususnya produk kartu kredit. Semoga benar-benar bermanfaat dan menghibur kita semua!