Penolong tak terduga. |
Kartu kredit bisa menjadi penolong di saat-saat yang tak terduga. Namanya juga saat-saat tak terduga sudah pasti tidak pernah dipikirkan atau terpikirkan. Sudah entah berapa banyak kisah yang bisa diceritakan oleh pemegang kartu kredit bagaimana kartu plastik ini menolong mereka di saat-saat yang begitu urgent. Salah satu contoh yang paling umum adalah ketika kita sedang membutuhkan uang tunai untuk sebuah keperluan mendesak. Pada saat yang sama di dompet dan di tabungan (kartu atm) tidak ada uang sama sekali. Mau pinjam uang ke tetangga atau sanak saudara apalagi teman rasanya sungkan bahkan mustahil akan diberikan. Alih-alih dapat pinjaman malah yang ada dapat cibiran dan digosipkan tukang ngutang. Malu bukan?
Jadi solusinya adalah menarik uang tunai dari kartu kredit yang kita punya. Tinggal datang ke mesin ATM terdekat. Tidak ada orang yang bakalan mencap diri kita tukang hutang. Uang yang kita butuhkan akan dipinjamkan bank secara langsung lewat mesin ATM. Atau kalau merasa lebih nyaman dengan gesek tunai (gestun) maka tinggal kita datang ke toko elektronik atau pusat gestun terdekat. Yang perlu dipastikan adalah bahwa memang saldo kartu kredit kita masih cukup. Jadi benar sekali bukan bahwa untuk kasus-kasus tertentu, kartu kredit bisa jadi penolong yang sangat powerful? Kita tidak pernah tahu kapan musibah datang dan kapan kartu kredit ini akan menjadi penolong kita. Lebih baik kita pergi ke mana-mana didampingi teman (kartu kredit) ini daripada tidak sama sekali.
Jadi solusinya adalah menarik uang tunai dari kartu kredit yang kita punya. Tinggal datang ke mesin ATM terdekat. Tidak ada orang yang bakalan mencap diri kita tukang hutang. Uang yang kita butuhkan akan dipinjamkan bank secara langsung lewat mesin ATM. Atau kalau merasa lebih nyaman dengan gesek tunai (gestun) maka tinggal kita datang ke toko elektronik atau pusat gestun terdekat. Yang perlu dipastikan adalah bahwa memang saldo kartu kredit kita masih cukup. Jadi benar sekali bukan bahwa untuk kasus-kasus tertentu, kartu kredit bisa jadi penolong yang sangat powerful? Kita tidak pernah tahu kapan musibah datang dan kapan kartu kredit ini akan menjadi penolong kita. Lebih baik kita pergi ke mana-mana didampingi teman (kartu kredit) ini daripada tidak sama sekali.
Kisah nyata ini terjadi di tahun 1990-an dan dialami oleh seorang teman kami. Saat itu penggunaan kartu kredit belumlah se-booming dan sesemarak seperti sekarang. Bank penerbit kartu masih sangatlah terbatas dan proses persetujuannya pun sangatlah ketat. Kartu kredit bisa dibilang masih menjadi sebuah produk perbankan yang prestisius dan langka. Tidak semua orang bisa dan tidak semua orang mudah memiliki kartu kredit. Hanya orang-orang tertentu saja. Jika membaca kembali kisah ini, teman kami pasti selalu ingat bahwa sepotong kartu plastik ini pernah menyelamatkan hidupnya. Bagaimana kisahnya?
Teman kami ini hobby balapan liar di Arena Pekan Raya Jakarta (PRJ). Anda tahu sendiri zaman dulu jalanan sepanjang PRJ adalah tempat balapan liar yang paling spektakuler di Jakarta bahkan untuk ukuran kota-kota besar di Indonesia. Hampir tiap hari mulai dari sore sampai tengah malam anak-anak muda baik cowok atau cewek selalu nongkrong berbaur plek tumpah ruah di sini. Balapan ini marak dan diikuti banyak sekali anak-anak muda dari berbagai latar belakang. Tidak memandang status sosial, suku, bahasa apalagi agama. Meski tidak dihadiri pejabat instansi semacam KONI dan tanpa ada medali emas atau piala bergilir, semua yang berani dan hobby bisa menyalurkan bakat dan uji adrenalin. Konyolnya lagi, rata-rata pembalap jalanan di sini tidak menggunakan helm atau bahkan jaket. Satu dua tampak menggunakan helm seadanya dan sekali geber ada puluhan motor berpacu di jarak kurang lebih 300 - 500 meter. Berputar arah kembali dengan cepat hanya untuk membuktikan siapa juaranya dengan modifikasi motor paling oke. Bahkan seorang pembalap sekelas Valentino Rossi saja mungkin tidak bakalan menang melawan mereka dan akan berpikir seribu kali jika diturunkan di ajang balapan ala GP PRJ ini.
Untung belum teraih, malang tak bisa dihindari. Dalam satu kejadian di malam hari teman kami ini tergelincir dan terlempar hebat sekali dengan badan penuh luka dan motor ringsek amburadul. Sesegera balapan pun buyar dan semua pada lari menyelamatkan diri takut polisi akan segera datang dan mencokok beberapa orang untuk dijadikan saksi. Dengan sesegera teman ini pun kami bawa menuju rumah sakit terdekat. Sebelum pihak polisi datang tentunya. Saat itu kami membawa ke Rumah Sakit Husada di bilangan Mangga Besar. Rumah sakit terdekat.
Tahu apa yang terjadi? Sama seperti rumah sakit pada umumnya di Indonesia - bahkan saat ini -, pasien tidak akan ditangani sebelum pihak keluarga korban membayar uang muka. Saat itu sudah malam dan konyolnya lagai tidak ada mesin ATM di sekitar rumah sakit. Kalau sekarang sih sudah menjamur mesin ATM di mana-mana. Mau ambil uang tunai dari mana? Celakanya ternyata RS. Husada pada waktu itu belum menerima pembayaran dengan kartu debit. Kepanikan pun memuncak sementara teman sudah sekarat dan butuh penanganan segera. Jika tidak nyawa akan menjadi taruhannya. Setelah ditanya ke sana kemari, e.. ternyata rumah sakit menerima pembayaran kartu kredit. Dalam sekejap seorang teman pun mengeluarkan kartu kreditnya dan digesek untuk pembayaran uang muka.
Teman kami ini pun bisa langsung ditangani dan akhirnya nyawanya tertolong. Jika bukan karena sebuah kartu kredit, mungkin ceritanya sudah lain. Itulah salah satu kejadian genting di mana kartu kredit bisa menjadi penolong yang sungguh berjasa. Dan Anda jangan kaget jika ada hotel-hotel tertentu bahkan rumah sakit, tempat spa, club, apotek, restoran atau apa pun di dunia ini yang tidak menerima kartu debit atau pembayaran tunai. Mereka meminta kartu kredit. Ini ada alasannya sendiri seperti yang pernah kami jelaskan di pembahasan manfaat kartu kredit buat produsen.
Iklan Kartu Kredit Bank BNI
Kisah kedua tentang kartu kredit bisa menjadi penolong tak terduga mungkin bisa disaksikan di tayangan televisi iklan kartu kredit BNI'46 beberapa waktu silam. Saat itu BNI menayangkan iklan kartu kredit dengan ilustrasi seorang ibu rumah tangga yang sedang berbelanja di supermarket. Melihat rekan-rekan lainnya membayar tunai sementara ibu satu ini membayar dengan kartu kredit, ada yang nyelutuk, "Bu, kok pakai kartu kredit?"
Dengan lembut ibu ini berujar, "Uang di dompet buat berjaga-jaga" sambil tersenyum melirik anaknya di samping.
Dan ternyata dalam perjalanan pulang di tengah hujan deras, ibu dan anaknya ini melihat ada rekannya yang mengalami musibah. Mobil rekannya ini mogok sementara jalanan akan segera banjir. Pihak derek tidak mau menderek mobil korban sebelum membayar uang muka. Sementara si korban bersitegang bahwa sedang tidak ada uang kontan di dompet. Ibu ini pun berhenti memarkirkan kendaraannya dan mengeluarkan uang yang masih utuh di dompet sebagai uang derek. Ternyata uang yang dikatakan "buat berjaga-jaga" benar-benar bermanfaat buat menolong orang lain.
Jadi bukankah benar bahwa penggunaan kartu kredit terkadang bisa menjadi penolong tak terduga? Kisah pertama kartu kredit secara langsung berperan serta menolong nyawa teman kami. Kisah kedua karena penggunaan kartu kredit secara tidak langsung uang kontan di dompet berguna menolong orang lain. Anda tidak akan pernah tahu kapan kartu kredit benar-benar bisa menolong Anda suatu hari. Percayalah bahwa kartu kredit di tangan orang bijak dan cerdas bisa menjadi kekuatan yang superpower sementara jika di tangan orang yang bermental buruk akan menjadi musibah. Bukan kartunya yang tidak beres tetapi orangnya!.
Sponsored links: