Biaya Penarikan Tunai Kartu Kredit

tarik tunai di mesin atm
Tarik tunai lewat mesin ATM.
Biaya siluman kartu kredit berikutnya adalah biaya penarikan tunai (cash advance). Harap dibedakan antara biaya penarikan tunai ini dengan biaya bunga penarikan tunai. Kalau biaya bunga itu adalah perhitungan bunganya atas saldo atau tagihan terhutang yang tidak dilunasi penuh sewaktu tagihan jatuh tempo. Sedangkan di sini adalah biaya atas penggunaan mesin ATM-nya.


Biaya penarikan tunai kartu kredit adalah biaya yang dikenakan pada saat kita mengambil uang tunai lewat mesin ATM. Jadi kalau kita tidak mengambil uang tunai lewat mesin ATM tidak akan dikenakan biaya ini.

Biaya penarikan tunai adalah semacam biaya pelayanan yang dikenakan oleh mesin ATM bank bersangkutan. Akan ditagih di bulan berikutnya. Kita dianggap menggunakan fasilitas bank dan tentu saja bank butuh biaya dalam mengoperasikan mesin ATM tersebut. Misalnya biaya perawatan rutin, bayar tagihan listrik, sewa ruangan, dsb.

Besarnya biaya ini rata-rata adalah 4% atau minimal Rp 50.000 tergantung mana yang lebih besar. Semua kartu kredit akan mengenakan biaya seperti ini. Sebenarnya yang mengenakan biaya ini adalah bank pemilik mesin ATM. Bank pemilik ATM akan menagih ke bank penerbit kartu lalu bank penerbit kartu baru menagihnya ke kita. Kurang lebih seperti itu alurnya.

Solusi Bank Penerbit Kartu

Karena biaya penarikan tunai ini cukup besar yakni minimal Rp 50.000 atau 4% tergantung mana yang lebih besar, otomatis jika mengambil uang tunai Rp 100.000 atau Rp 1.000.000 maka akan ditagihkan sama yakni Rp 50.000. Yang dihitung sekali ambilnya dan bukan nilai nominalnya. Kalau benar-benar mau menarik tunai lebih baik mengambil sebanyak-banyaknya dan harus sekali ambil. Jangan ambil misalnya Rp 500.000 dua kali ambil. Ini akan dikenakan biaya 2x. Sayangnya setiap mesin ATM ada batas pengambilannya. Paling tinggi hanya Rp 2.500.000 sekali ambil dan itu pun untuk mesin ATM yang berpecahan ratusan ribu (100.000). Kalau pecahan 50.000 tentu maksimalnya hanya Rp 1.250.000.

Atas dasar inilah beberapa bank penerbit kartu kredit mulai memperkenalkan mesin-mesin ATM mereka sendiri. Contoh misalnya Citibank memperkenalkan butik ATM mereka sendiri. Dengan mengambil di mesin ATM yang sama tidak akan dikenakan biaya ini sebab masih merupakan jaringan bank yang sama. Namun harus diingat biaya bunga penarikan tunai tetap akan dihitung dan dikenakan jika tidak membayar penuh. Yang gratis hanya biaya mesin ATM-nya saja sebab masih satu bank yang sama. Sayangnya tidak semua bank memiliki modal besar untuk menyediakan mesin ATM.

Tidak semua bank penerbit kartu kredit membebaskan nasabah kartu kredit mereka dari biaya tarik tunai meski menarik tunai dari mesin ATM mereka sendiri. Karena itu Anda harus tanyakan baik-baik kepada bank penerbit kartu kredit yang Anda ajukan:
"Apakah jika menarik tunai dari mesin ATM bank penerbit yang sama akan dikenakan biaya tarik tunai?" 
Saran kami pilihlah bank yang membebaskan biaya penarikan tunai di mesin ATM mereka sendiri. Karena jika tidak demikian maka bank memangsa nasabah mereka sendiri. Lalu apa bedanya dengan bank lainnya?

Jalan Keluar Pemilik Kartu Kredit

Perkembangan berikutnya dalam industri kartu kredit adalah munculnya yang namanya "gesek tunai", "gestun", "tarik tunai", "tatun" kartu kredit. Sebuah lahan bisnis baru paling menggiurkan yang menawarkan nasabah kartu kredit untuk mengambil uang tunai tanpa harus ke mesin ATM. Kok bisa? Ya jelas bisa dong! Tinggal datang saja ke salah satu toko yang menyediakan jasa-jasa seperti ini. Biasanya adalah toko emas, toko hp atau toko elektronik.

Cara kerjanya sederhana. Kalau berbelanja kita mendapatkan barang, kalau gesek tunai atau tarik tunai ini kita tidak mendapatkan barang tetapi diganti dengan uang. Sama saja bukan? Daripada kita beli barang lalu kita jual kembali otomatis harganya akan jatuh. Dianggap sudah menjadi barang bekas (second) meski bisa saja ponsel tersebut masih tersegel rapi.

Gesek tunai kartu kredit semacam permainan labirin yang sulit dilacak, dibongkar atau diberantas. Juga tidak ada yang menang dan kalah di sini. Bank tidak akan bisa memberangusnya sebab memang semuanya ini dari bank. Kalau tidak mau ada praktek gesek tunai mengapa tidak meniadakan biaya penarikan tunai lewat mesin ATM? Coba suruh mereka jawab pasti bingung sendiri!

Kalau menarik tunai lewat mesin ATM kita sudah dikenakan biaya minimal Rp 50.000 atau 4% tergantung mana yang lebih besar. Makin besar makin mahal. Sedangkan kalau gesek tunai paling tinggi kita mendapatkan 3% bahkan ada yang cuma 2% biayanya. Kalau ambil banyak malah bisa makin turun biayanya. Tinggal didiskusikan saja dengan si pemilik toko. Bertolak belakang dengan kebijakan bank bukan? Jadi yang lebih mafia sebenarnya siapa?

Selain itu kalau gesek tunai atau tarik tunai lewat toko tidak ada batas pengambilannya seperti mesin ATM. Bisa sekali ambil Rp 50 juta atau lebih dan tidak akan dikenakan biaya berulang-ulang kali layaknya mesin ATM. Selain itu perhitungan bunganya jika kita tidak membayar penuh adalah bunga belanja (retail) yang jauh lebih rendah dari bunga tarik tunai (cash advance). Tak heran bisnis gesek tunai tumbuh sangat subur seperti jamur di musim hujan. Sudah banyak orang yang kaya raya, beli rumah mewah dan mobil mewah hasil kerja gesek tunai kartu kredit. Pasti Anda pun berminat, bukan? Ikuti terus tips dan trik dari kami!

Kesimpulannya: biaya tarik tunai lewat mesin ATM tidak dialami semua nasabah kartu kredit. Hanya terjadi bagi mereka yang mengambil uang tunai lewat ATM. Saran kami jika memang kepepet dan butuh uang tunai, lebih baik ambil jasa gesek tunai (gestun) saja. Pilih yang menawarkan biaya tidak lebih dari 3%. Ada kok.
Sponsored links:
Share on Google Plus

Sekilas Biaya Penarikan Tunai Kartu Kredit

Mafiakartukredit.com memberikan informasi, edukasi dan hiburan seputar produk perbankan, dunia bisnis dan ekonomi, khususnya produk kartu kredit. Semoga benar-benar bermanfaat dan menghibur kita semua!